SETIAP SERATUS TAHUN AKAN ADA PEMBAHARU AGAMA.
Kanjeng Nabi Shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:
إن الله تعالى يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها.
"Sesungguhnya Allah Ta'âlâ mengutus seorang mujaddid (pembaharu) bagi agamaNya disetiap permulaan seratus tahun". (HR.Abu Dawud,Al Hakim dan Al Baihaqy).
Abu Dawud dalam kitan Al Malahim,bab mâ yadzkuru fí qorni al mîah no : 4291, Alhakim 4/522, Ath Thobroni dalam Mu'jam Al Ausath 6/324, Al Baihaqy dalam kitab Ma'rifat.Hadits diatas di nilai SHOHIH oleh Al Hafidz Al Iroqy dan juga lainnya. Lihat Faidhul Qodir 2/282.
Imam Munawi mengutip pernyataan Imam Ibnu Katsir bahwa banyak diantara jamaah, kelompok, aliran atau madzhab yang mengklaim bahwa Imam merekalah yang dimaksud hadits Nabi SAW tersebut. Masih menurut Ibnu katsir yang jelas Mujaddid diatas bersifat universal, tidak ada spesifikasi.
Jadi sang mujaddid bisa dari ulama mana saja, kelompok mana saja dan bisa dari kalangan mufassir, muhaddits, Faqih, pakar gramatika arab, pakar bahasa dan lain lain.
Maka tidak heran kemudian banyak muncul klaim tentang siapa pembaharu agama dipermulaan setiap abadnya. Tentunya klaim tersebut karena melihat keilmuan, kesolihan, sifat dan jasa seseorang terhadap agama ini yang disaksikan oleh para ulama dan sejarah dan layak disematkan sebagai mujaddid.
Berikut adalah profil sebagian yang oleh para ulama adalah para mujaddid tersebut:
Di abad ini juga ada yang mengatakan mujaddidnya adalah Sayyid Abdul qodir bin Abi Bakar Al Idrus Al Hasany (978-1038 H). Lihat kitab khulashotul Atsar 2/440-442 dan kitab Al a'lam 4/39.
Masih di zaman yang sama juga muncul pendapat lain bahwa mujaddid diabad ini adalah Imam Ahmad bin Umar Ad dairoby Al Mishry Al Azhary yang kunyahnya Abul Abbas (1061-1151 H). Diantara karya beliau adalah Fathul Maliki Al Bâry bil Kalâm 'alâ syarh Almanhaj lil Imam Zakariyya Al Anshory.Lihat di Ajaib Al Atsar 1/239-241,Al A'lam 1/188 dan Mu'jam Al Muallifin 2/30.
Mujaddid abad berikutnya adalah Syaikhul Islam Abdullah bin Hijazy. Wafat 1227 H.
Kadang terjadi khilaf diantara ulama tentang siapa mujaddid di kurun waktu yang sama. Misalnya diabad ke tiga ada yang mengatakan mujaddidnya adalah Imam Abul hasan Al Asy'ary. Diabad ke empat malah ada beberapa nama yang di klaim sebagai mujaddid yaitu Al Isfiroyiny, Ash Sho'luky dan Al Baqilany. Diabad ke enam juga ada imam Ar Rofi'i. Abad ke tujuh Imam Nawawi. Abad ke delapan ada Al Isnawy. Abad ke sembilan ada Syekh Zakariyya Al Anshory dan lainnya.
Bisa dilihat dalam Al Mustadroknya Imam Hakim, Al Manhaj As Sawy 1/27-29,Faidhul Qodir 2/282, An-Nur As Safir 1/113 dan Fathul Qodir Al Khobir bi Syarh Taisir At Tahrir,hal:5.
Penjelasan diatas saya terjemahkan secara bebas dari kitab Al Khozâin As Saniyyah min Masyâhîr Al Kutub Al Fiqhiyyah Li Aimmatinâ Al Fuqohâ Asy Syafi'iyyah, Karya As Syekh Al Imam Al 'Allâmah Abdul Qodir bin Abdul Muththolib Al Mandailing Al Indonesiy. Cetakan tahun 1425 H/2004 M oleh Muassasah Arrisalah Beirut,Libanon.
Note;
Syekh Abdul Qodir Mandailing, Sumatera Utara pengarang kitab Al Khozâin As Saniyyah ini adalah murid langsung Ulama besar Sayyid Bakry bin Muhammad Zainal Abidin Syatho Ad Dimyathi pengarang kitab terkenal yang dikaji para thullabul ilmi Khususnya berbagai pesantren nusantara yaitu I'ânatuththolibin yang berjumlah 4 jilid itu (fiqh Syafi'i).
Syekh Abdul qodir juga berguru pada Imam Asy Syekh Al Allâmah Abdul Karim Ad Daghistany. Dari ulama besar ini beliau ngaji ilmu Mantiq, ma'âny, bayan, falak dan ilmu hadits.
Syekh Abdul Qodir wafat tahun 1385 H dalam usia 63 tahun di Makkah Al Mukarromah dan dikubur disana. Beliau memang bermukim dan mengajar di Makkah. Pada saat terjadi banjir bandang di Makkah, semua anak dan istri beliau wafat dan rumah kediamaanya pun ikut hancur. Dalam keadaan berduka, beliau akhirnya pulang ke Mandailing, sumatera. Tidak lama beliau tinggal dikampung asalnya ini, lalu kembali ke Makkah dan kembali mengajar dengan berbagai banyak santri dari lintas negara.
Diantara kesibukan mengajarnya, beliau juga menyempatkan menulis kitab dan diantara kitab yang berhasil ditemukan dan dicetak ada sekitar 8 kitab yang beliau karang, sebagaian dengan bahasa melayu/indonesia dan sebagian lagi bahasa arab.
Mochammad Fuady Abdullah.
إن الله تعالى يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها.
"Sesungguhnya Allah Ta'âlâ mengutus seorang mujaddid (pembaharu) bagi agamaNya disetiap permulaan seratus tahun". (HR.Abu Dawud,Al Hakim dan Al Baihaqy).
Abu Dawud dalam kitan Al Malahim,bab mâ yadzkuru fí qorni al mîah no : 4291, Alhakim 4/522, Ath Thobroni dalam Mu'jam Al Ausath 6/324, Al Baihaqy dalam kitab Ma'rifat.Hadits diatas di nilai SHOHIH oleh Al Hafidz Al Iroqy dan juga lainnya. Lihat Faidhul Qodir 2/282.
Imam Munawi mengutip pernyataan Imam Ibnu Katsir bahwa banyak diantara jamaah, kelompok, aliran atau madzhab yang mengklaim bahwa Imam merekalah yang dimaksud hadits Nabi SAW tersebut. Masih menurut Ibnu katsir yang jelas Mujaddid diatas bersifat universal, tidak ada spesifikasi.
Jadi sang mujaddid bisa dari ulama mana saja, kelompok mana saja dan bisa dari kalangan mufassir, muhaddits, Faqih, pakar gramatika arab, pakar bahasa dan lain lain.
Maka tidak heran kemudian banyak muncul klaim tentang siapa pembaharu agama dipermulaan setiap abadnya. Tentunya klaim tersebut karena melihat keilmuan, kesolihan, sifat dan jasa seseorang terhadap agama ini yang disaksikan oleh para ulama dan sejarah dan layak disematkan sebagai mujaddid.
Berikut adalah profil sebagian yang oleh para ulama adalah para mujaddid tersebut:
- Di abad pertama adalah Khalifah umar bin Abdul Aziz RA.wafat tahun 101 H.
- Di abad kedua adalah Imam Syafi'i RA.wafat tahun 204 H.
- Di abad ketiga adalah Al qodhy Ahmad bin Umar bin Surej.Wafat tahun 306 H.
- Di anad ke empat adlaah Asy Syekh Abu Hamid Ahmad bin Muhammad Al Isfiroyiny.wafat 406 H.
- Di abad kelima adalah Hujjatul Islam Imam Al ghozaly.Wafat 505 H.
- Di abad ke enam adalah Imam Fahruddin Ar Rozy bin Al Khotib.Wafat tahun 606 H.
- Di abad ke tujuh adalah Taqiyyudin muhammad bin Ali bin Wahb yang masyhur dengan sebutan Ibn Daqiq al 'ied.Wafat tahun 702 H.
- Diabad ke delapan adalah Imam Sirojuddin Umar bin Ruslan Al Bulqiny.Wafat tahun 805 H.
- Abad ke sembilan adalah Imam Suyuthi atau Jalaludddin Abdurrahman As Suyuthi.Wafat 911 H.
- Abad ke sepuluh adalah Imam Syamsuddin Al jamal Muhammad bin ahmad Ar Romly.Wafat tahun 1004 H.
Di abad ini juga ada yang mengatakan mujaddidnya adalah Sayyid Abdul qodir bin Abi Bakar Al Idrus Al Hasany (978-1038 H). Lihat kitab khulashotul Atsar 2/440-442 dan kitab Al a'lam 4/39.
Masih di zaman yang sama juga muncul pendapat lain bahwa mujaddid diabad ini adalah Imam Ahmad bin Umar Ad dairoby Al Mishry Al Azhary yang kunyahnya Abul Abbas (1061-1151 H). Diantara karya beliau adalah Fathul Maliki Al Bâry bil Kalâm 'alâ syarh Almanhaj lil Imam Zakariyya Al Anshory.Lihat di Ajaib Al Atsar 1/239-241,Al A'lam 1/188 dan Mu'jam Al Muallifin 2/30.
Mujaddid abad berikutnya adalah Syaikhul Islam Abdullah bin Hijazy. Wafat 1227 H.
Kadang terjadi khilaf diantara ulama tentang siapa mujaddid di kurun waktu yang sama. Misalnya diabad ke tiga ada yang mengatakan mujaddidnya adalah Imam Abul hasan Al Asy'ary. Diabad ke empat malah ada beberapa nama yang di klaim sebagai mujaddid yaitu Al Isfiroyiny, Ash Sho'luky dan Al Baqilany. Diabad ke enam juga ada imam Ar Rofi'i. Abad ke tujuh Imam Nawawi. Abad ke delapan ada Al Isnawy. Abad ke sembilan ada Syekh Zakariyya Al Anshory dan lainnya.
Bisa dilihat dalam Al Mustadroknya Imam Hakim, Al Manhaj As Sawy 1/27-29,Faidhul Qodir 2/282, An-Nur As Safir 1/113 dan Fathul Qodir Al Khobir bi Syarh Taisir At Tahrir,hal:5.
Penjelasan diatas saya terjemahkan secara bebas dari kitab Al Khozâin As Saniyyah min Masyâhîr Al Kutub Al Fiqhiyyah Li Aimmatinâ Al Fuqohâ Asy Syafi'iyyah, Karya As Syekh Al Imam Al 'Allâmah Abdul Qodir bin Abdul Muththolib Al Mandailing Al Indonesiy. Cetakan tahun 1425 H/2004 M oleh Muassasah Arrisalah Beirut,Libanon.
Note;
Syekh Abdul Qodir Mandailing, Sumatera Utara pengarang kitab Al Khozâin As Saniyyah ini adalah murid langsung Ulama besar Sayyid Bakry bin Muhammad Zainal Abidin Syatho Ad Dimyathi pengarang kitab terkenal yang dikaji para thullabul ilmi Khususnya berbagai pesantren nusantara yaitu I'ânatuththolibin yang berjumlah 4 jilid itu (fiqh Syafi'i).
Syekh Abdul qodir juga berguru pada Imam Asy Syekh Al Allâmah Abdul Karim Ad Daghistany. Dari ulama besar ini beliau ngaji ilmu Mantiq, ma'âny, bayan, falak dan ilmu hadits.
Syekh Abdul Qodir wafat tahun 1385 H dalam usia 63 tahun di Makkah Al Mukarromah dan dikubur disana. Beliau memang bermukim dan mengajar di Makkah. Pada saat terjadi banjir bandang di Makkah, semua anak dan istri beliau wafat dan rumah kediamaanya pun ikut hancur. Dalam keadaan berduka, beliau akhirnya pulang ke Mandailing, sumatera. Tidak lama beliau tinggal dikampung asalnya ini, lalu kembali ke Makkah dan kembali mengajar dengan berbagai banyak santri dari lintas negara.
Diantara kesibukan mengajarnya, beliau juga menyempatkan menulis kitab dan diantara kitab yang berhasil ditemukan dan dicetak ada sekitar 8 kitab yang beliau karang, sebagaian dengan bahasa melayu/indonesia dan sebagian lagi bahasa arab.
Mochammad Fuady Abdullah.