Skip to main content

Kupas Tuntas tentang Apa dan Bagaimana SHOLEH

Al-Quran banyak mengatakan tentang "Sholeh/Shalih"

Tetapi jarang orang tau apa makna dari sholeh/shalih itu sendiri..

Kebanyakan kita memandang orang yg sholeh itu adalah orang yang sholatnya rajin, puasanya rajin, hafal ayat-ayat Al-Quran/hadits...dst. Intinya kesholehan itu kebanyakan hanya diukur dari ibadah syariat/lahiriahnya saja.., bahkan tak jarang pula keshalihan itu diukur dari penampilan seaeorang yang terlihat agamais, lalu kita mengatakan seolah-olah orang itu sudah sholeh..

Itu tidak salah, tetapi belum sempurna cakupannya

Suatu hari Khalifah Umar Radhiyallahu ‘Anhu diberitahu tentang seseorang yang amalan lahiriyahnya sangat mengagumkan. Ia berkata : Alangkah sholeh orang itu, wudhu’nya sempurna dan sholatnya sedemikian khusyuk. Mendengar itu Umar bertanya : Apakah engkau tinggal /hidup bersama dengan dia? Orang itu menjawab : Tidak! Umar bertanya lagi: apakah engkau pernah menguji dengan harta? Orang itu berkata: Tidak pernah? Lalu berkata: Bagaimanakah engkau mengatakan sesuatu bahwa dia orang sholeh padahal engkau tidak hidup bersamanya dan bermu’amalah dengannya?"

Sholeh atau shalih berasal dari kata shilah, washala- yashilu - washlan- shilatan..

Ia sama akar katanya dengan sholat, shalawat, usholli, sholli, shollaa, sholluu, wushuul, washiilah

Mengandung makna yg jauh lebih luas daripada sekedar menjalankan syariat belaka

Namun, bila ditarik benang merahnya antara definisi banyak ulama, maka "Shalih" adalah seumpama "Kita memberi sebuah tindakan/persembahan dengan harapan untuk menyambungkan/mengakrabkan diri pada sesuatu.."

Jika seorang ayah memberi/mempersembahkan nafkah pada istrinya dengan harapan agar kehidupan keluarga terus berlangsung dengan baik, itu namanya sholeh..

Ketika sholat kita mengucapkan "Ushollii.." maka kita hendak menghubungkan diri dengan Allah melalui persembahan penyatuan diri kita (gerak, bacaan, hati, dsb..) itu juga namanya sholeh..

Pada shalawat, kita mengucapkan "Sholli 'ala Sayyidinaa Muhammad", bermakna kita mempersembahkan sesuatu untuk nabi atau agar terhubung dengan nabi

Seperti juga pada kata silaturrahim, maka kita mempersembahkan sebuah upaya untuk mengadakan ikatan kasih sayang (rahim). Ibarat sebuah tali yang putus lalu kita sambung dengan cara mengikatkan kembali, maka upaya menyambung itu adalah "Keshalihan"

Intinya, sholeh/shalih adalah "UPAYA UNTUK MENGHUBUNGKAN/BERHUBUNGAN MELALUI SEBUAH PERSEMBAHAN YANG BAIK"

Namun, tidak semua amalan itu adalah amalan shalih, amalan shalih adalah amalan yg terhubung, konek, seperti halnya tidak semua telpon tersambung. Jika tersambung lalu terjadi komumikasi yang baik, itu namanya amalan sholeh..

Begitupun dengan persembahan/amalan sholat (misalnya), jika tidak terhubung/tersambung kepada Allah, maka belum tentu bisa dikategorikan amalan sholeh (amalan yg terhubung/tersambung).

Lebih dari itu, tidak semua amalan sholeh itu diterima. Al-Quran mengingatkan bahwa amalan sholeh yang diterima adalah "AMALAN SHOLEH YG DIRIDHAI"

Jadi, predikat sholeh itu sangat berat, hanya Allah saja yang tau siapa yang melakukan amalan yang benar-benar TERHUBUNG/TERSAMBUNG/KONEKS dan orang itu melakukan/mempersembahkannya dengan segala KERIDHAAN HATI..

By Mintaraga Sukma