Membangun Batin Terlebih Dahulu Baru Kemudian Dhohir (Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya)
Tulisan saya kali ini ,saya ketengahkan sebuah pembahasan tentang Membangun Batin Terlebih Dahulu Baru Kemudian Dhohir. Seberapa penting Membangun segi batin.
Dalam lagu Indonesia raya ada kalimat berbunyi "bangunlah jiwanya bangunlah badannya".
Dalam lagu indonesia raya tersebut ada penekanan pada kalimat awal, yaitu jiwa baru kemudian raga. Artinya penataan jiwa lebih penting dan urgent untuk dibangun dan diberdayakan terlebih dahulu dari pada body.
Pada dasarnya keduanya ini penting, penting sekali. Karena bagaimanapun yang namanya dhohir, dialah yang memberi kesan pertama ketika memandang walaupun nantinya setelah berlalunya waktu, batinlah yang memegang peranan penting.
Tapi kalau ditimbang-timbang dan dinilai, lebih penting mana diantara keduanya? pastinya jelas lebih penting batin, kalau untuk jangka panjang, kalau untuk jangka pendek pastinya lebih penting dhohir, karena dhohir hanya untuk membangun kesan.
Mengenai pentingnya membangun batin dan dhohir, kalau memang bisa ya dilakukan secara seiringan dan seirama. Tapi kalau tidak bisa, pastinya dahulukan yang batin.
Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh pengarang al-fiyah lewat nadzomnya yang berbunyi
"wazakkihi tazkiyatan wa ajmila # ijmala man tajammulan tajammala"
Dalam lagu Indonesia raya ada kalimat berbunyi "bangunlah jiwanya bangunlah badannya".
Dalam lagu indonesia raya tersebut ada penekanan pada kalimat awal, yaitu jiwa baru kemudian raga. Artinya penataan jiwa lebih penting dan urgent untuk dibangun dan diberdayakan terlebih dahulu dari pada body.
Pada dasarnya keduanya ini penting, penting sekali. Karena bagaimanapun yang namanya dhohir, dialah yang memberi kesan pertama ketika memandang walaupun nantinya setelah berlalunya waktu, batinlah yang memegang peranan penting.
Tapi kalau ditimbang-timbang dan dinilai, lebih penting mana diantara keduanya? pastinya jelas lebih penting batin, kalau untuk jangka panjang, kalau untuk jangka pendek pastinya lebih penting dhohir, karena dhohir hanya untuk membangun kesan.
Mengenai pentingnya membangun batin dan dhohir, kalau memang bisa ya dilakukan secara seiringan dan seirama. Tapi kalau tidak bisa, pastinya dahulukan yang batin.
Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh pengarang al-fiyah lewat nadzomnya yang berbunyi
"wazakkihi tazkiyatan wa ajmila # ijmala man tajammulan tajammala"
Pada nadzom di atas, yang pertama disebut adalah lafadz "zakka" yang artinya suci, bersih. lafadz zakka digunakan untuk hal-hal yang bersifat batin, kalau lafadz yang bermakna suci atau bersih yang
bersifat dhohir, maka pakai kata thoharo.
Kemudian sang nadzim menyusul dengan kata "ajmila" yang artinya indah, bagus, cantik, yang implementasinya pada bentuk dhohir, body, penampilan.
Pada nadzhom di atas, sang nadzim memberikan sebuah isyarat pada kita semua, bahwa sebelum kita melakukan sebuah aksi perbaikan yang sifatnya adalah seputar chasing atau bentuk yang bisa dilihat secara kasat mata, maka yang perlu diperbaiki dahulu adalah batin kita, setelah batin ini sudah bagus, suci, dan bersih dari hal-hal yang hina, maka perbaikan disegala sektor yang sifatnya dzohir dipersilahkan.
Bahkan sang nadzim mengatakan pada akhir nadzoman ungkapan "ijmala man tajammulan tajammala" dalam bentuk kelonggaran, seakan sang nadzim mengisyatkan "monggo, mau dibentuk seperti apapun bentuk dan gaya perbaikan dhohirmu, monggo, tapi sebelumnya kamu sudah melakukan sebuah tazkiyyatan dalam batinmu.”
Jadi sebelum memperbaiki yang dhohir, baiki dulu yang batin, sebab yang batin adalah cerminan dari yang dhohir (al-hikam)
Mungkin hanya itu yang bisa saya tuliskan tentang Membangun Batin Terlebih Dahulu Baru Kemudian Dhohir (Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya), kalau ada kritik dan saran, bisa dicantumkan dalam komentar.
Kemudian sang nadzim menyusul dengan kata "ajmila" yang artinya indah, bagus, cantik, yang implementasinya pada bentuk dhohir, body, penampilan.
Pada nadzhom di atas, sang nadzim memberikan sebuah isyarat pada kita semua, bahwa sebelum kita melakukan sebuah aksi perbaikan yang sifatnya adalah seputar chasing atau bentuk yang bisa dilihat secara kasat mata, maka yang perlu diperbaiki dahulu adalah batin kita, setelah batin ini sudah bagus, suci, dan bersih dari hal-hal yang hina, maka perbaikan disegala sektor yang sifatnya dzohir dipersilahkan.
Bahkan sang nadzim mengatakan pada akhir nadzoman ungkapan "ijmala man tajammulan tajammala" dalam bentuk kelonggaran, seakan sang nadzim mengisyatkan "monggo, mau dibentuk seperti apapun bentuk dan gaya perbaikan dhohirmu, monggo, tapi sebelumnya kamu sudah melakukan sebuah tazkiyyatan dalam batinmu.”
Jadi sebelum memperbaiki yang dhohir, baiki dulu yang batin, sebab yang batin adalah cerminan dari yang dhohir (al-hikam)
Mungkin hanya itu yang bisa saya tuliskan tentang Membangun Batin Terlebih Dahulu Baru Kemudian Dhohir (Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya), kalau ada kritik dan saran, bisa dicantumkan dalam komentar.
wallahu a'lam