Skip to main content

SAYYIDAH MARIYAH AL QIBTHIYYAH (Bag ; 1)

SAYYIDAH MARIYAH AL QIBTHIYYAH -

Tersebutlah sebuah desa terpencil didataran tinggi Mesir bernama "Hafana" yang masuk wilayah "Anshana". Terletak di jalur timur sungai Nil menuju wilyah Asymuni. Di desa tersebut lahir seorang bayi mungil, perempuan putih dan berparas cantik bernama Mariyah binti Syam'un. Syam'un asli Qibthi sementara istrinya seorang kristen asal romawi.

Ketika menginjak remaja, Mariyah dan kakak perempuannya bernama siren/siren hidup diistana Muqoiqis, pembesar Qibthi raja Iskandsriyah.

DiMesir saat itu sudah tersebar berita adanya seorang Nabi dijazirah Arab yang mengajak dan mendakwahkan agama samawi (islam) bernama Muhammad bin Abdullah Sholllallohu 'alaihi wa sallam.

Sementara di Madinah sendiri Rosulullah SAW telah menyiapkan surat untuk Raja Muqouqis yang berisi ajakan untuk memeluk islam.

Rosulullah SAW mengirim duta kemesir untuk menyampaikan surat tersebut melalui seorang sahabat bernama Hathib bin Abi Balta'ah Rodhiyallohu 'anhu.

Sampailah Hathib RA dimesir dengan membawa surat yang berisi ajakan dan dakwah islam tersebut. Hathib RA diterima sebagai tamu istimewa dan dipersilahkannya masuk ke istana Muqouqis.

Setelah berjumpa dengan Raja Iskandariyyah tersebut, lalu Hathib RA menyampaikan surat Rosulullah SAW yang langsung dibaca oleh Muqouqis sendiri.

Setelah selesai membaca, Muqouqis lalu memandang Hathib RA dan bertanya tentang sifat, keseharian dan profil Muhammad bin Abdullah Shollallohu 'alaihi wa sallam.

Hathib RA menjelaskan tentang siapa Rosulullah SAW. Setelah mendengar penuturan Hathib, Muqouqis diam dan berfikir lalu berkata kepada Hathib RA: "Aku tahu bahwa setelah Isa masih akan ada Nabi setelahnya, tapi aku punya secara pribadi punya keyakinan kalau Nabi akhir zaman itu muncul dari negeri Syam, karena Syam adalah bumi para Nabi. Kendatipun begitu aku tetap membebaskan rakyat qibthi untuk memilih keyakinannya".

Lalu Muqouqis menyuruh asistennya untuk menulis balasan atas surat Rosulullah SAW yang isinya hampir sama dengan apa yang dikatakannya kepada Hathib. Hanya terdapat tambahan sebagai berikut... "aku terima dan muliakan utusanmu diqibthi. Aku hadiahkan untukmu dua gadis dimana mereka berdua adalah wanita istimewa dan terhormat dikalangan istana qibthi. Kami juga hadiahkan kepadamu beberapa pakaian khas qibthi dengan tenunan halus asli mesir (dalam sebuah riwayat disebutkan ada 20 pakaian khas mesir), seribu mitsqol emas, keledai, madu dan juga minyak wangi..
Wassalamu 'alaika".

Muqouqis menyerahkan surat itu kepada Hathib RA untuk disampaikan kepada Rosulullah SAW.
Akhirnya Hathib RA kembali ke Madinah dengan membawa surat balasan dan semua hadiah Muqouqis untuk diberikan kepada Rosulullah SAW.

Bagaimanakah kisah selanjutnya?...
In Sya Allah kita akan sambung pada waktunya.

Mochammad Fuady Abdullah.